Aku lupa caranya mencintai.
Bukan berprasangka buruk, hanya khawatir.
Kau yang pertama, dalam sesuatu yang krusial,
atau mayoritas orang pikir itu sakral.
Aku tidak ingin semua terjadi untuk kedua kalinya.
Tolong, kita prioritaskan proses dan bukan hasil.
Kita melangkah dengan nada yang berbeda,
tapi saling mengharmoniskan.
Tolong aku, aku terjebak.
Tuntun aku, aku tersesat.
Sudah lama tidak merasakan terbakar cemburu.
Lama tidak merasakan sakit karena kaum hawa.
Lama tidak merasakan ketirnya air mata.
Sudah lama tidak.... merasakan.
Tolong. Aku di depan pintu ini.
Jangan biarkan tangan ini mengambang,
yang ditujukan menjemputmu.
Di sebuah ruangan hangat yang lama tidak terjangkau.
Aku mendekati akhir, lagi.
Jangan biarkan ini berakhir.
Aku sayang kamu, dan nyawaku.
Yang saat ini sangat mudah hilang dan diambil,
Mungkin.