Hujan terbahak dengan gemuruhnya.
Bertukar cerita dengan kopi melalui nadi.
Terlalu erat dipeluk sunyi.
Tanpa saksi hanya angin di beranda.
Hanya ukiran lalu menghias tanpa nada.
Bahwasanya mereka berbincang tanpa suara.
Rahasia rindu yang dibalut lara.
Meretas memori dalam kotak cokelat.
Bayangan pencipta elegi.
Merasuki akal sehat hingga terbunuh mati.
Pada sumpah dunia berada,
Rasa yang terbaring di atas keranda.
Bertingkah agung setara artis.
Belaka diam bertenggang puitis.
- SDA x Arch -
0 comments:
Post a Comment