Bahwasanya mendiang memori pernah hidup bukan untuk kita.
Cukup guratan pasif pada layar polos tak dapat dikembalikan.
Menghambakan diri pada tahta terperangkap dalam sepuluh suku kata.
Pertama kali murka di mana setiap sudut menjadi korban ratusan hentakan.
"Buka tirai itu kemudian pecahkan kacanya!"
Seru nona penghasut tanda tanya.
"Genggam setiap kepingannya selagi aku tertawa!"
Kalimat itu menusuk dari telapak tangan hingga dasar jiwa.
Senar ini telah lelah menjadi perantara kasih yang menyimpang.
Pertemuan antara hangatnya pelukan dengan sakitnya pengkhianatan.
Apa yang nona itu katakan berseberangan dengan fakta yang terpampang.
Beliau hanya tidak mengerti batas rentan setiap orang memiliki tingkatan.
Apa harga yang ditawarkan kepadanya terlalu rendah?
Mungkinkah semua kekaguman terdahulu hanya sekadar belaka?
Kepuasan kami adalah ketika mereka sendiri yang menelan ludah.
Kenyataan terungkap ketika kedua telinga tertutup dan mata menyetujui,
Ternyata: petaka.
Wednesday, December 21, 2016
Saturday, November 26, 2016
Para Pematri Rindu
Ornamen berupa harga diri yang mustahil untuk dilepaskan.
Goresan tinta yang luntur karena munculnya awan hitam.
Pusaka langit membobol arti kedewasaan.
Bukan salah para pematri rindu apabila muncul langit yang kelam.
Nyata namun tak tampak, jarak yang mengikis rasa
Bila hanya memimpikan, aku bukan untuk dipamerkan
Dia yang dikenal, sebuah momen yang emosional.
Bukan merupakan pesan, hanya sebuah tulisan.
Paragraf terakhir mencoba menghantui setiap malam.
Buruknya memori mengubah insan dalam sejentik jari.
Ia tiba setiap senja bukan untuk menyampaikan salam.
Melainkan sebuah pengingat bahwa tidak bisa melarikan diri.
Mencoba memimpin pada hari itu dan mereka menatap.
Sosok petinggi tidak menampakkan batang hidungnya.
Sudah setahun lebih menguat dan tidak meratap.
Mungkin hanya inilah yang mereka punya.
Goresan tinta yang luntur karena munculnya awan hitam.
Pusaka langit membobol arti kedewasaan.
Bukan salah para pematri rindu apabila muncul langit yang kelam.
Nyata namun tak tampak, jarak yang mengikis rasa
Bila hanya memimpikan, aku bukan untuk dipamerkan
Dia yang dikenal, sebuah momen yang emosional.
Bukan merupakan pesan, hanya sebuah tulisan.
Paragraf terakhir mencoba menghantui setiap malam.
Buruknya memori mengubah insan dalam sejentik jari.
Ia tiba setiap senja bukan untuk menyampaikan salam.
Melainkan sebuah pengingat bahwa tidak bisa melarikan diri.
Mencoba memimpin pada hari itu dan mereka menatap.
Sosok petinggi tidak menampakkan batang hidungnya.
Sudah setahun lebih menguat dan tidak meratap.
Mungkin hanya inilah yang mereka punya.
Friday, September 30, 2016
Paragraf Penutup
Ini cerita ketika kubuat sebuah buku.
Buku ini bercerita tentang lirik lagu, tanda tanya, juga untaian rindu.
Tulisan ini dibuat karena aku telah berhenti mencampuri urusanmu.
Kini telah sampai penutup dan kau layak berada pada bab terima kasihku.
Mungkin saja kita - kami - kau, telah memilih.
Sengaja menunda demi ratusan ejaan yang salah tanpa pamrih.
Perjalanan ini akan (kucoba) kuselesaikan meski tertatih.
Suatu hari kita akan membacanya, hanya tertawa lirih dan itu pedih.
Karena kita membacanya dari dua sisi yang berbeda.
Orang lain melihat bahwa terdapat dua versi, namun senada.
Ketika dipaparkan akan mementahkan seluruh teori yang ada.
Bahkan muncul ribuan umat yang melontarkan kata "daripada".
Menyadarkan mereka kalau bumi ini pun memiliki dua kutub.
Mencegah pertikaian konstan antara logika dan perasaan namun tak sanggup.
Melupakan dari dulu seperti apa yang namanya hidup.
Mungkin goresan darah yang akan kumunculkan sebagai penutup.
Buku ini bercerita tentang lirik lagu, tanda tanya, juga untaian rindu.
Tulisan ini dibuat karena aku telah berhenti mencampuri urusanmu.
Kini telah sampai penutup dan kau layak berada pada bab terima kasihku.
Mungkin saja kita - kami - kau, telah memilih.
Sengaja menunda demi ratusan ejaan yang salah tanpa pamrih.
Perjalanan ini akan (kucoba) kuselesaikan meski tertatih.
Suatu hari kita akan membacanya, hanya tertawa lirih dan itu pedih.
Karena kita membacanya dari dua sisi yang berbeda.
Orang lain melihat bahwa terdapat dua versi, namun senada.
Ketika dipaparkan akan mementahkan seluruh teori yang ada.
Bahkan muncul ribuan umat yang melontarkan kata "daripada".
Menyadarkan mereka kalau bumi ini pun memiliki dua kutub.
Mencegah pertikaian konstan antara logika dan perasaan namun tak sanggup.
Melupakan dari dulu seperti apa yang namanya hidup.
Mungkin goresan darah yang akan kumunculkan sebagai penutup.
Sunday, September 11, 2016
The Last Of Us
A great phrase of an episode of love
This is the deepest part that I can dig
When everything I gave you was not enough
Now I can't dream of anything big
I thought it was a little place called home
Turns out it was only an enormous house
It was over when everybody left
Suddenly everything doesn't seem right
You are more than a theft,
And I am more than done with this fight
When until now I just have a few,
You came back with everything new
Did you hear the soul of change is tingling?
Then you stop judging,
And I'll stop writing.
Thursday, June 16, 2016
Sekadar Cerita
Percikan nada di dalam sebuah lingkaran
Membawa lebih dalam lagi ke arti sebuah kata
Berhati-hati ketika memainkan sebuah peran
Kita pernah lebih dari sekadar cerita
Perlahan matahari kembali ke peraduan
Menyambut jingga menuju malam
Bersama munculnya sesosok perempuan
Pilihan masa depan antara cerah atau kelam
Lima tahun berjalan bersama pecinta hujan
Sebuah payung dan instrumen pemanggil rindu
Yang terpancar dari jendela itu lebih dari sekadar kenangan
Tidak punya arah dan tempat untuk mengadu
Kukirim kutukan ini untuk kau simpan
Bukalah sesekali untuk mengingat
Kisah yang pernah kita jalani penuh dengan penyesalan
Atau mungkin, hanya aku yang tersesat
Membawa lebih dalam lagi ke arti sebuah kata
Berhati-hati ketika memainkan sebuah peran
Kita pernah lebih dari sekadar cerita
Perlahan matahari kembali ke peraduan
Menyambut jingga menuju malam
Bersama munculnya sesosok perempuan
Pilihan masa depan antara cerah atau kelam
Lima tahun berjalan bersama pecinta hujan
Sebuah payung dan instrumen pemanggil rindu
Yang terpancar dari jendela itu lebih dari sekadar kenangan
Tidak punya arah dan tempat untuk mengadu
Kukirim kutukan ini untuk kau simpan
Bukalah sesekali untuk mengingat
Kisah yang pernah kita jalani penuh dengan penyesalan
Atau mungkin, hanya aku yang tersesat
Tuesday, February 2, 2016
Scar
Or maybe I'm not feelingless at all
Came this far walk by the rain
Feeling numb with countless pain
The root of everything
Fire and the thud and sense of tingling
Today's weather isn't very friendly
Untouchable, kind of itchy
For you, best of luck
I'm here, lonely as fuck
Under the shelter and protection
Perfect timing and sweet disposition
The thought of every minute and the kill
Some scars, won't ever heal
Sunday, January 24, 2016
Penjahat Itu Bernama Jarak II
Bukan hanya kepadaku, tetapi juga untuk orang di sekitarku
Niat terbentuk seketika, membentuk membujur kaku
Mengadakan kebutuhan dan keinginan
Walau semua hanya akan menjadi angan
Sekitar satu bulan, namun lebih dari satu tujuan
Kelemahan para lelaki berparas perempuan
Tidakkah kau akan pernah merasa puas, Tuan?
Tak akan memiliki suatu acuan
Mungkin akan berakhir dan ku tetap terdiam
Besar kemungkinan bicara, meski hanya satu arah
Namun itu lebih baik daripada suasana mencekam
Ketika momen yang diharapkan akan semakin parah
Kebenaran tersebut mengubah sudut pandang
Aku terhenyak dan kabur dengan suara lantang
Dari sekadar mengagumi dan hanya menandingi
Rasa yang terbentuk dan ingin melindungi
Niat terbentuk seketika, membentuk membujur kaku
Mengadakan kebutuhan dan keinginan
Walau semua hanya akan menjadi angan
Sekitar satu bulan, namun lebih dari satu tujuan
Kelemahan para lelaki berparas perempuan
Tidakkah kau akan pernah merasa puas, Tuan?
Tak akan memiliki suatu acuan
Mungkin akan berakhir dan ku tetap terdiam
Besar kemungkinan bicara, meski hanya satu arah
Namun itu lebih baik daripada suasana mencekam
Ketika momen yang diharapkan akan semakin parah
Kebenaran tersebut mengubah sudut pandang
Aku terhenyak dan kabur dengan suara lantang
Dari sekadar mengagumi dan hanya menandingi
Rasa yang terbentuk dan ingin melindungi
Subscribe to:
Posts (Atom)